Parenting Education IV oleh Konselor Sekolah, Bapak Nasrul Huda yang biasa dipanggil Ustad Achung, bertema Modeling pada Anak, dikemas bareng dengan Launching Rumah Tahfidz PPPA Daarul Qur’an pada hari Sabtu, 15 September 2012, pukul 08.00 WIB, bertempat di Masjid At Taqwa, diikuti oleh hampir semua perwakilan orang tua dari KB dan RA, dibuka langsung oleh Bunda Lia, setelah member salam dan sambutan kepada orang tua, Bunda Lia selaku MC mempersilahkan Ustad Achung untuk memaparkan materinya.

Akan tetapi sebelum memberikan materinya, diputarkan dulu film tentang kebiasaan anak mengikuti teladan langsung dari orang tua. kemudian diingatkan kepada seluruh orang tua yang hadir bahwa jangan harap kita bisa manjur menasehati, menegur dan mengarahkan anak apabila kita tidak pernah sedikitpun memberikan kelekatan dan kedekatan pada anak.

Beberapa tipe dan model orang tua dipaparkan detail oleh ustad Achung sebagai refleksi untuk orang tua karena model dan gaya kita mendidik anak sangat signifikan berdampak pada emosi dan perilaku anak. seperti model orang tua yang otoriter yang menghendaki kesempurnaan dalam segala hal, dan menganggap anak bisa dimodel sesuai keinginan orang tua, yang ujung-ujungnya anak malah bersikap dan bereaksi negatif karena merasa tidak aman dan bertindak bertolak belakang dari yang diingini (negativisme), sehingga mudah berdusta atau berbohong. Didepan orang tua manis dibelakang orang tua, pelanggaranlah yang dilakukan.

Adapula model orang tua yang liberal (bhs jawa : diumbar) yang sedikit sekali campur tangan terhadap pendidikan anaknya, sehingga cenderung membiarkan anak, karena anak akan mengetahui dan memilih apa yang terbaik  baginya. Orang tua kurang memberikan bimbingan fisik maupun mental sehingga anak-anak menunjukkan gejala kurang disayang (under affection).

Selanjutnya model orang tua Over Affection atau terlalu memanjakan anak. Keadaan ini terjadi kemungkinan karena perkawinan pada usia lanjut, anak tunggal, anak bungsu dan anak angkat. Dampak yang diakibatkan anak akan cenderung Tidak Mandiri, Jadi Raja / Ratu Kecil dirumah, kurang inisiatif, malas, bersifat menunggu dan egois. Kemudian ada  yang Over Protection yaitu melindungi secara berlebihan. Orang tua seperti ini tidak memberi kesempatan kepada anak untuk mengalami dan belajar mengatasi permasalahan. Sebagai akibatnya anak menjadi pemalu, takut terhadap situasi yang baru, dan kurang rasa percaya diri. Anak sering menolak kewajiban dan tingkah laku tak bertanggung jawab.

Dan yang sering kita lihat adalah orang tua model Over-Anxiety yaitu khawatir yang berlebihan. Biasanya terjadi pada keluarga yang pernah kematian anak, atau mempunyai anak tunggal. Perasaan perlindungan dan kasih sayang yang melewati batas yang wajar, sehingga pergaulan anaknya dengan anak lain dirintangi. Penyakit yang ringan sifatnya dianggap berat, Anak menjadi tergantung pada orang tuanya dalam segala hal / kegiatan, juga anak menunjukkan perasaan gelisah, mudah takut, pemalu ditandai anak suka menggigit kuku, membenturkan atau memukul-mukul kepala sendiri.

Dan yang terakhir model orang tua yang Under Affection, yang bersikap kurang kasih sayang. Orang tua acuh terhadap anaknya, selalu tidak mempunyai waktu anak, karena alasan keadaan sosial atau keuangan. Hubungan ayah dan ibu yang tidak serasi, adanya ayah atau ibu tiri dapat menyebabkan perasaan anak kurang aman. Orang tua yang menyerahkan anak ke panti asuhan dapat juga menyebabkan kurang kasih sayang. Demikian juga pada keluarga yang tidak stabil, ayah yang terlalu kejam, perselisihan antara ayah dan ibu dimasa lampau.

Selanjutnya setelah pemaparan materi Parenting oleh Ustad Achung, Bunda Dini meminta muridnya untuk mengaji Qur’an Surat Al Waqiah dengan cara menghafal. Karena Bunda Dini dan Murid TPA-nya ini memang bekerjasama pula dengan Rumah Tahfidz PPPA DAQU, tampak kesyahduan dan keterperangahan walimurid melihat kehebatan anak sekecil ini, bak sebuah tamparan bagi kita orang dewasa yang tidak bisa menghafal surat Al Qur’an.

Setelah itu Bunda Dini meminta waktu sekitar 5 menit untuk menyampaikan kepada wali murid agar mau peduli atas pendidikan agama putra-putri mereka, hingga beliau merasa sedih, tidak pernah ada orang tua bertanya tentang bagaimana ngaji anaknya, sholat anaknya dll, yang selalu dikhawatirkan cuma anak saya sudah bisa baca, tulis atau hitung bunda? Apakah keshalehan anak tidak penting bagi ibu-ibu semua yang hadir disini? Tanya bunda Dini, dengan mata berkaca-kaca menangis sedih. Sekitar 15 menit, Bunda Dini mampu menggugah motivasi orang tua tentang kesadaran akan keshalehan anak.

Disusul himbauan dan anjuran dari Bunda Halimah, selaku kepala sekolah, agar para orang tua merenungkan kembali apa yang telah disampaikan oleh bunda Dini, kita harus sangat peduli, terhadap ibadah anak-anak mulai dini, sedangkan baca, tulis dan hitung, insya ALLAH digaransi, pasti kelak anak-anak akan bisa Calistung.

Dan materi terakhir dari pengurus Rumah Tahfid PPPA DAQU yang memberikan pandangan tentang pentingnya mengajarkan sejak dini, hafalan-hafalan bacaan Qur’an kepada anak, agar kelak mereka bisa menjadi Anak yang shaleh.

GALLERY PHOTO :

Leave a comment